Oleh SUPRIZAL TANJUNG, Batam
SepakTakraw Batam - MASYARAKAT Batam boleh berbangga karena sepak takraw merupakan olahraga yang relatif disukai di daerah ini. Sejak puluhan tahun lalu, hingga sekarang, olahraga tradisional ini menjadi olahraga favorit warga Batam, di samping olahraga modern lainnya. Sayangnya, kebanggan dan kecintaan tadi tidak diiringi dengan kaderisasi pemain takraw di tingkat pelajar.
Masih lemahnya kaderisasi yang terjadi di tengah sistem masyarakat Batam yang heterogen ini, akan membuat pengembangan potensi, persiapan atlet profesional dan berstandar nasional di masa mendatang sulit dicapai.
”Boleh dibilang, kaderisasi atlet takraw di Batam masih jalan di tempat. Orang-orang (atlet) yang dibina serta mencintai bidang olahraga ini hanya mereka-mereka itu saja. Padahal, Batam sebagai daerah pemilik olahraga ini memerlukan orang-orang baru menggantikan atlet-atlet yang sudah ada. Salah satu target dalam merekrut atlet baru adalah dari kalangan pelajar,’’ papar Ketua Pengurus Kota (Pengko) Batam Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI), H Zakaria, di Batam Centre, 28 November 2009.
Masalah masih lemahnya kaderisasi di kalangan pelajar, ujar Zakaria yang juga politisi dari DPC Partai Demokrat Kota Batam ini, masih bisa diantisipasi dan diatasi sejak dini. Cara yang paling efektif dilakukan adalah dengan lebih memperlebar kran komunikasi antara Pemprov Kepri, Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Batam dengan pihak Pengko Batam PSTI. Pengko PSTI yang telah menjadi tempat bernaung bagi puluhan atlet takraw senior Batam, siap menjadi lokomotif menggerakkan kemajuan pelajar dalam bermain.
‘’Untuk merealisasikan ini, kita hanya meminta agar pihak Diknas lebih maksimal membantu para pelajar se Kota Batam. Dari puluhan ribu pelajar tingkat SLTP, SMU tadi, akan bisa dijaring berapa banyak pelajar yang suka dan mau belajar takraw secara intensif dan kontinyu. Data para pelajar itu lalu diberikan kepada kami (pengurus Pengko Batam PSTI. Pengko PSTI pun akan gampang berkomunikasi dan melatih calon petakraw Kepri untuk masa depan tersebut. Jadi, secara teori persoalannya dan antisipasinya sangat sangat mudah,’’ jelas Zakaria.
Di samping itu, tambahnya, masih Lemahnya perhatian para pelajar Batam terhadap takraw, membuat Pengko Batam PSTI cukup prihatin. Padahal, secara teori dan kenyataan, Batam cukup ditakuti oleh petakraw dari kota-kabupaten se-Provinsi Kepri ini. Ke depan, potensi dan kekuatan ini akan melemah, seiring dengan semakin tua dan melemahnya tenaga para petakraw senior.
‘’Nah, kalau mereka sudah pensiun, siapa yang akan menggantikan mereka? Tentu generasi muda sekarang. Sudahkah kita dan pecinta takrawdi Batam ini mengantisipasi ini?’’ tanya Zakaria prihatin. ***
Posting Komentar
Berikan Pendapat anda tentang artikel di atas